Rabu, 21 Maret 2012

River Guide Bukan Sekedar Supir Prahu


Ketika kita melakukan arung jeram atau rafting, dalam team 1 perahu ada seorang yg bertugas sebagai kapten atau nahkoda. Tugasnya adalah mengarahkan dan mengatur laju perahu dengan memberikan instruksi kepada awak perahu. Dia biasanya berada di posisi paling belakang untuk mengmudikan perahu dengan teknik dayungan tertentu. Yak di dalam arung jeram dia sering disebut skipper. Namun di dunia arung jeram komersil skipper lebih dikenal dengan sebutan River Guide atau Pemandu Arung Jeram. 
Tentunya ketika menyandang nama Pemandu Arung Jeram atau River Guide tugasnya pun tidak hanya sekedar mengarahkan perahu dan mengarur laju perahu seperti supir. Untuk menjadi river guide diperlukan pelatihan khusus mulai dari tekhnik arung jeram, tekhnik guiding, pengetahuan bahasa dan pengetahuan umum. Hal ini dilakukan agar fungsi dan tugas dari river guide bisa berjalan baik. Apa saja tugas dari river guide..??

1. Sebagai leader dalam setiap team ( 1 perahau )
Sebagai seorang leader seorang river guide, untuk mengarahkan laju perahu harus bisa memberikan intruksi dengan jelas, tegas namun sopan kepada wisatawan yg menjadi awak dalam perahunya. Instruksi yg diberikan adalah yg berkaitan dengan tekhnik-tekhnik arung jeram seperti aba-aba untuk dayung maju, dayung mundur dan lain sebagainya. Selain itu instruksi yg disampaikan juga berkaitan dengan larangan-larangan yg dapat membahayakan wisatawan saat berarung jeram. Seorang river guide dengan kemampuannya di bidang arung jeram hendak nya mempunyai otoritas penuh dan kepercayaan diri untuk memberikan instruksi kepada para awak perahu atau wisatawan demi kebaikan dan keselamatan bersama. 

2. Menjaga keselamatan awak.
 River Guide dalam suatu pengarungan juga berperan sebagai rescuer atau penolong. Jika terjadi kecelakaan river guide berkewajiban untuk menyelamatkan awak perahunya. Dia juga berkewajiban untuk menjaga keamanan dalam suatu pengarungan prinsipnya safety first. River Guide tidak boleh memaksakan egonya untuk bermain extreme demi memuaskan adrenaline pribadinya. Menjadi suatu catatan bahwasanya kita anggap para wisatawan tidak memiliki kemampuan tekhnik arung jeram seperti river guide. 

3. Memandu Wisatawan
Selain harus memiliki ketrampilan di bidang arung jeram, seorang pemandu arung jeram harus mampu memberikan pelayanan yg baik dengan wisatawan. Dalam hal ini river guide harus memiliki sikap yg baik kepada wisatawan, komunikatif dan ramah. River guide harus bisa memberikan informasi positif kepada para wisatawan tentang pelaksanaan arung jeram. Dalam pelaksanaannya tak jarang para pemandu juga menyampaikan dengan disisipi humor dan bahasa tubuh. Hal ini dilakukan agar wisatawan lebih merasa nyaman untuk berinteraksi dengan pemandu. Tugas sebagai pemandu sebenarnya tidak hanya saat di sungai atau saat ada di perahu, bahkan saat wisatawan sudah tiba di meeting point / base camp para river guide sudah berkewajiban memberi sambutan selamat datang dengan ramah dan memberikan informasi yg dibutuhkan wisatawan. Pada saat sebelum pengarungan river guide juga diberikan waktu untuk memberi pengarahan singkat tentang tekhnik dasar arung jeram melalui bahasa yg mudah dimengerti.

Seorang River Guide Mendut Rafting memberi pengarahan dengan lisan dan mempergakannya


4. Menjaga dan merawat peralatan arung jeram
Untuk tugas point 4 ini sebenarnya adalah tugas untuk internal. Namun tentunya demi kenyamanan wisatawan yg hendak berarung jerm nantinya atau pada saat pelaksanaan arung jeram. Tak jarang saat kita tiba di rest area dalam suatu pengarungan para wisatawan lupa meletakkan peraltannya. Sudah menjadi kewajiban untuk river guide mengawasi alat-alat tersebut dan membantu para wisatawan untuk menydiakan kembali saat akan melanjutkan pengarungan.

Untuk memenuhi 4 point tersebut seorang river guide harus dibekali dengan sbuah pelatihan yg intensif dan upgrading. Pelatihan berisi materi tentang teknik arung jeram, latihan fisik, tekhnik guiding, pengetahuan bahasa, dan pengetahuan umum. 
Dengan pelatihan dan upgrding yg baik maka seorang river guide akan bisa menyajikan ARUNG JERAM YANG AMAN, NYAMAN DAN MENYENANGKAN.



Senin, 19 Maret 2012

Grade I - VI....So what....???

Dalam arung jeram kita membagi tingkat kesulitan sungai atau GRADE hingga VI. Penentuan grade ini sangat diperlukan untuk memberikan peringatan awal kepada penggiat arung jeramm ataupun orang awam yg mau melakukan arung jeram. Grade dapat berubah tergantung kondisi debit air, perubahan ini bisa meningkat ataupun menurun. Sebuah jeram yg memiliki grade 3 pada kondisi air normal bisa jadi berubah menjadi grade 4 saat air sungai mengalami kenaikan debit air. Faktor alam juga bisa merubah grde suatu jeram seperti fenomena tanah longsor atau banjir bandang sehingga merubah bentukan sungai yg mempengaruhi komposisi suatu jeram.
Penentuan grade suatu jeram dapat dilihat dari kuatnya arus, komposisi batuan, dan pola bentukan badan sungai. Berikut Penjelasannya :




GRADE I
 Arus sungai relatif tenang, rintangan batuan tidak terlalu banyak, riam tidak membntuk ombak stinggi + 50cm  atau pusaran air (hole). Dengan kondisi seperti ini seungai sangat mudah dilaluli dan tidak membutuhkan dayungan yang kuat.

GRADE II
Arus sungai lumayan deras, bentukan jeram bisa terdiri dari standing wave + 1M atau pula hole / pusaran air yg cukup kuat. Kondisi bebatuan cukup rapat tapi masih mudah untuk dilalui prahu. Ketika anda terjatuh di jeram tersebut masih mudah untuk melakukan penyelamatan.

GRADE III
Arusnya deras, bentukan jeram bisa berupa standing wave dan hole yg besar dan cukup kuat. Kondisi batuan rapat sehingga perlu kecermatan dalam memilih jalur prahu. Bentukan badan sungai pun bisa mempengaruhi apabaila jeram itu berada tepat di belokan. Dibutuhkan manufer yg cepat serta kemampuan self rescue yg baik dari para awak.

Jeram Budiel Progo Bawah


GRADE IV
Pada jeram dengan grade IV ini butuh persiapan dan penanganan yg serius untuk melaluinya. Arus yg sangat kuat dan bentukan jeram yg divariasi dengan standing wave + 2M dan hole. Selain itu dengan banyaknya rintangan atau kelokan maka dibutuhkan manuver yg cepat serta respon yg tepat untuk melewatinya. Pada jeram grade IV resiko prahu terbalik atau awak prahu terjatuh cukup besar. Sangat dianjurkan pada jeram seperti ini di persiapkan back up rescue dari darat dan sebaiknya pengarungan dilakukan lebih dari 2 perahu.

GRADE V
Arusnya sangat kuat, bentukan jeramnya panjang dan tidak beraturan. Hampir seluruh badan sungai brupa jeram. Resiko perahu terbalik sangat besar. Sangat beresiko ketika ada salah satu awak yg jatuh di jeram seperti ini. Tidak dianjurkan untuk pemula. Back Up rescue sudah tidak bisa ditawar lagi. WAJIB ADA

GRDE VI
Sangat dianjurkan untuk tidak dilalui river boat. Bentukan yg sangat sulit dilaluli karena Jeram grade VI bisa berupa air terjun. Namun ada pula yg bisa melewatinya dengan menggunakan kayak, tentunya itu dilakukan oleh orang-orang yg sudah terlatih dan berpengalaman.

Dari penjabaran diatas dapat kita ketahui tingkat bahaya dari arung jeram berdasarkan bentukan fisik jeramnya. Tapi menurut kami menentukan bahaya arung jeram tidak selesai hanya dengan mngetahui kondisi fisik sungai atau jeram. Faktor SDM juga sangat berpengaruh.
Ketika anda mengarungi sungai grade rendah (I-II) bukan berarti faktor safety procedure disepelekan. Semisal karena yg akan diarungi sungai grade I-II kemudian mengesampingkan persiapan koordinasi, peralatan yg dibawa tidak standard, river running system dilupakan dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itulah yg sekarang ini marak terjadi. Bahkan beberapa tahun terakhir ini sering terjadi kecelakaan arung jeram yg berujung pada kematian namun terjadi di jeram yang notabene mudah untuk dilalui.
Bukan masalah berarung jeram di grade I - VI. Safety procedure tetap harus dijalankan. Berlatih dan mengasah ketrampilan tetap perlu dilakukan. Berhati-hati di grade I - III, handal dan bijaksana di grade III-VI. Dengan begitu ketika menghadapi jeram di grade berapapun kita tahu harus bertindak apa.
Mendut Rafting pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisata arung jeram dan pendampingan pendidikan arung jeram. Maka sudah wajib menjadi evaluasi bersama untuk selalu mengutamakan safety procedure agar pengarungan berjalan lancar, aman dan berakhir dengan MENYENANGKAN....

Selasa, 28 Juni 2011

Pasukan Merah dari GRAPARI JOGJA


25 Juni 2011 pukul 06.30 udara masih terasa dingin di Desa Mendut kec. Mungkid kab. Magelang. Pagi itu bebrapa river guide kami sudah berkumpul di base camp  untuk mempersiapkan peralatan untuk arung jeram. 3 set peralatan kami siapkan karena pada hari itu kami kedatangan tamu dari Karyawan GRAPARI TELKOMSEL Jogja bagian TPR(Telkomsel Personal Representatif). Mereka sebenarnya telah tiba di Desa Mendut sudah sejak Jumat (24/06/11) malam di sbuah home stay yang disewa untuk menginap. Memang perlu diketahui Desa Mendut yg letaknya disekitaran Candi Mendut banyak terdapat home stay untuk disewakan. Jadi anda bisa menginap di Desa Mendut sebelum melakukan arung jeram ataupun kegiatan wisata lainnya.
Sabtu pagi pukul 08.30 kami menjemput rombongan dari TELKOMSEL ke homestay yg jaraknya sekitar 100M dari base camp kami. Kemudian para rafter-rafter dari TELKOMSEL JOGJA pun siap berangkat dengan mengenakan atribut yg didominasi brand color mereka, tentunya merah dunk. Pas banget karena prahu yg kita bawa juga berwarna merah. Menuju start point di desa Blondo Magelang kami sediakan 2 mobil pickup untuk mengantar mereka. Tiba di start point kami instruksikan kepada para peserta untuk mengenakan peralatan keamanan seperti pelampung, helm dan dayung. Beberapa pemandu kami membantu memasangkan serta mengecek apakah memang sudah terpasang dengan benar pelampung dan helm peserta. Sesudah itu salah seorang pemandu kami, Aziz memberikan safety talk sebelum pengarungan. Hal ini wajib dilakukan untuk memberikan teori dasar tekhnik arung jeram secara ringkas bagi para peserta dan dilanjutkan doa bersama sebelum pengarungan.



Pengarungan pun dimulai sekitar pukul 09.30. Maklum persiapan sedikit molor karena......ummmm...taulah.....foto2 dulu. Sesuai dengan arti warna merah yaitu semangat dan kebranian mereka siap mengarungi Sungai Elo dengan semangat dan ceria. Sungai Elo yang akan mereka arungi ini berjarak tempuh 12 km dan memakan waktu kurang lebih 2,5jam.  Selama pengarungan 3 prahu yg melaju beriringan ini tak pernah sunyi dari canda dan tawa. Hingga sesampainya di jeram Kriting ketegangan mulai terjadi. Jeram kriting ini merupakan salah satu jeram maskot di Sungai Elo. Jeram ini karakteristiknya memang cukup sulit untuk dilalui karena bentukannya terdiri dari bebatuan yang muncul diatas permukaan air dan bergradient lumayan tinggi. Salah satu prahu tersangkut di sebuah batu yang berada di ending jeram hingga akhirnya satu prahu lagi ikut menempel karena jalur yang hrusnya dilalui satu prahu terhalang oleh prahu yang tersangkut. Dengan sigap dan tetap tenang river guide kami dan para peserta bekrja sama untuk berusaha bisa terlepas dari batu namun tetap aman. Akhirnya ke 2 prahu itu bisa lepas dan pengarungan pun dilanjutkan. Hanya melewati 2 jeram sampailah mereka di rest area untuk sejenak melepas dahaga dengan kelapa muda dan ditemani snack tradisional atau sering kita sebutan jajanan pasar.
Dirasa cukup melepas dahaga pengarunganpun dilanjutkan menuju finish point di Desa Mendut. Semangat dan keceriaan tetap mewarnai pengarungan hari itu. Silang siram air pun sering terjadi menambah riuh canda dan tawa. Hingga sampailah mereka di finish point pukul 12.30 dan langsung kita antar dengan pick up yang sama menuju Homestay di Desa Mendut untuk mandi dan menikmati makan siang.


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang menjaga keselamatan kita. Kami pun berharap semoga seusai berarung jeram ini seluruh peserta bisa pulang membawa kisah yang indah untuk dikenang dan diceritakan. Selain itu kami berharap para staf TPR GRAPARI TELKOMSEL Jogja tetap menjaga semangat dan kesolidan team work sehingga mampu menunjang prestasi kerja.Tak lupa kami segenap management Mendut Rafting mengucapkan terimakasih atas kunjungan dan kepercayaannya kepada kami, mohon maafa bila dalam pelayanan kami ada hal yang kurang berkenan. Tetap semangat dan sukses selalu.


Senin, 09 Mei 2011

Arung Jeram....Dari yang Fun sampai Pendalaman Materi


Arung Jeram saat ini sudah banyak diminati oleh masyarakat awam. Beberapa dari peminat wisata arung jeram ini melakukannya hanya skedar untuk Fun Rafting atau juga sebagai media games untuk membangun kekompakan sebuah team dari suatu instansi/perusahaan. Namun ada pula yang menjadikan arung jeram ini sebuah hobi yang ditekuni hingga penguasaan tekhnik arung jeram. Bagi para peminat arung jeram atau rafting yang hanya menikamatinya untuk fun tentunya mereka hanya cukup duduk di prahu dan mendengarkan aba-aba dari pemandu untuk mendayung. Sedangkan bagi para peminat yang menjadikan arung jeram ini sebagai hobi dalam hal ini sering disebut Rafter atau penggiat arung jeram, mereka mempelajari teknik2 arung jeram dan melatih insting mereka. Tak hanya itu kemampuan membaca karakteristik sungai pun diajarkan ketika akan menekuni arung jeram. Kebanyakan para penggiat arung jeram ini berasal dari Organisasi Pecinta Alam atau jika dilingkungan perguruan tinggi sering disebut MAPALA. Namun tidak menutup kemungkinan dari beberapa instansi militer ataupun masyarakat juga mendalaminya hingga terjun ke dunia bisnis arung jeram.
Minggu 8 mei 2011, Mendut Rafting diberi kepercayaan untuk mendampingi Alumni As Salam Community Connected berwisata arung jeram. Acara ini merupakan refreshing bersama bagi para alumnus As Salam untuk menjaga silaturahmi. Sebanyak 71 orang peserta dibagi menjadi 12 prahu diberangkatkan dari meeting point di Kampoeng Ulu Resto menuju start point Progo Atas yaitu di Perumahan Tuk Songo Cacaban Magelang. Pukul 09.00 Pengarungan dimulai dengan sebelumnya dibekali safety talk terlebih dahulu. Pagi itu cuaca cukup bersahabat dan debit air tidak terlalu besar. Perlu diketahui jika anda mengarungi sungai progo atas harap memaklumi jika operator atau pemandu arung jeram mengalihkan pengarungan ke sungai Elo atau menghentikan pengarungan. Ini dilakukan demi keselamatan bersama karena jika TMA air menunjukkan angka 90cm maka ada beberapa jeram yang cukup beresiko untuk dilalui. Namun kali ini debita air sangat bersahabat sehingga pengarungan 12 prahu pun bisa berjalan lancar. Tentunya para peserta bisa melalui jeram-jeram maskot dengan aman dan mnyenangkan seperti jeram Little Budil dan Rock n Roll / Rodeo. Pukul 11.45 para pesrta tiba di finish point Jembatan Salam Magelang dan kembali kami antar menuju Kampoeng Ulu resto untuk makan siang.

Pada hari itu juga Base Camp Mendut Rafting di Desa Mendut Magelang juga dipenuhi dari berbagai Organisasi Pecinta Alam atu MAPALA dari berbagi perguruan tinggi di Jogja antara lain MADAWIRNA (UNY), DEGAMAPALA (STIKES Surya Global), SILVAGAMA (FKH UGM), PLANTAGAMA (FP UGM), PALMAE (FE UGM). Tentunya mereka berada di base camp kami untuk berkegiatan arung jeram. Bahkan diantara mereka sudah dari hari Sabtu (7/5/11) melakukan pelatihan arung jeram di Sungai Elo. Beda dengan yang diselenggarakan rekan-rekan alumnus As Salam yg mengadakan rafting untuk acara fun, rekan-rekan MAPALA ini sedang melakukan proses pendidikan materi dasar dan pendalaman materi arung jeram. Tentu nampak sekali ketika Minggu pagi mereka sudah melakukan prepare dengan cheklist peralatan. Disinilah penerapan kedisiplinan sangat nampak pada kegiatan ini. Beberapa diantara mereka yang sudah dianggap menguasai materi memberikan instruksi pada anggota baru mapala mereka untuk segera melakukan persiapan dari mulai chek list perlengkapan hingga memompa perahu dan menggotongnya keatas mobil pick up. Meski dalam kelompok yang bebeda - beda namun secara prinsip tujuan mereka sama yaitu pengenalan teknik dasar arung jeram kepada anggota baru mapala, dengan harapan mereka bisa kaderisasi untuk divisi arung jeram organisasi mereka sperti yang disampaikan Azka (MADAWIRNA 2011). Ada pula yang melakukan pendalaman materi arung jeram ini sebagai persiapan pengembaraan seperti yang dilakukan SILVAGAMA, mereka memang menggembleng skill srung jeramnya untuk persiapan pengembaraan di Sungai Bogowonto pada akhir Mei nanti.

Berbagai simulasi pun dilakukan mulai dari simulasi dayungan, renang jeram dan simulasi perahu terbalik dilakukan. Ini bertujuan untuk melatih respon ketika menemui sebuah accident di sungai. Tentunya simulasi - simulasi itu tidak semudah yang dibayangkan, seperti simulasi flip flop atau membalikkan perahu. Simulasi ini cukup sulit seperti yang disampaikan Nuri (DEGAMPAPALA). Berbagai kesulitan pasti ditemui bagi para penggiat arung jeram yang masih awal. Mental, kesiagaan dan stamina sangatlah dibutuhkan, apalagi ditambah sore itu (8/5/'11) Sungai Elo sedang menampakkan taringnya. Mulai pukul 13.00 mendung mulai menyelimuti langit dan bagian hulu sudah terlihat tanda-tanda turunnya hujan. Hingga perlahan-lahan air mulai bertambah debitnya dan..................arrrrrrrrrrrrrrrggghhhhhhhhh...........standing wave mnjadi high stack, edies menjadi powerfull eddies, stoper menjadi stnding wave dan hole. Finish point pun menjadi lokasi yg cukup rawan dan akhirnya kami sebagai operator merekomendasikan untuk finish di sebelum jembatan Mendut.

Rasa syukur kepada Sang Penguasa Semesta yang telah memberi kelancaran kegiatan kami pada hari itu. Tak ada halangan apapun dan nikmatnya jeram-jeram ciptaan Tuhan bisa kita nikmati bersama. Terimakasih kami ucapkan pada Alumni As Salam Community Connected, SILVAGAMA, MADAWIRNA, PALAMAE, MPADEGAMA, PLANTAGAMA dan pihak - pihak yang telah membantu. Semoga tujuan dari kegiatan ini bisa tercapai dan tetap semangat untuk mengasah ketrampilan menari diatas jeram.

Kamis, 28 April 2011

SEMANGAT DALAM KETERBATASAN


Sorak sorai para peserta arung jeram meramaikan pendopo tengah Kampoeng Ulu Resto, Mungkid, Magelang. Mereka berteriak SIAAAAP!! ketika salah seorang pemandu arung jeram menanyakan "Sudah Siap anda berarung jeram......???". Untuk pengarungan kali ini cukup berbeda, karena pesertanya adalah tuna netra dan difable yang berjumlah kurang lebih 45 orang.
Paguyuban Operator Arung Jeram Magelang pada tanggal 24 April 2011 mengadakan acara Fun Rafting untuk Tuna Netra dan Difable. Acara ini brtujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat umum bahwasanya para tunanetra dan difable juga bisa beraktifitas seperti orang normal. Selain itu acara ini juga sbagai rasa syukur kami selaku operator arung jeram dan mencoba untuk ikut berbagi kebahagian dengan mereka yang mempunyai kekurang sempurnaan fisik. Sangat luar biasa antusias mereka. Tidak ada keraguan atau rasa tidak percaya diri yang muncul dari mereka saat ber arung jeram. Acara yang di selenggarakan di Kampoeng Ulu Resto dimulai pukul 08.00 dengan serangkaian games sperti voli dan sepak bola untuk tuna netra dan difable. Acara games berlangsung dengan meriah hingga pukul 12.00 dan dilanjutkan mkan siang diiringi organ tunggal.
Menginjak pukul 13.00 mulailah ke sesion brikutnya yaitu persiapan untuk arung jeram. Inilah saat yang dinanti-nanti. Sebelum mereka diberangkatkan berarung jeram terlebih dahulu kami berikan safety talk atau panduan dasar arung jeram di pendopo Kampoeng Ulu Resto. Dalam penyampaian safety talk ini tentu berbeda dari biasanya. Salah satu pemandu river guide kami menyampaikan pengarahan dan puluhan pemandu dan team rescue membantu para peserta untuk memakaikan dan menuntun cara penggunaan alat-alat yang digunakan untuk ber arung jeram khususnya bagi tuna netra. Ketika semua peralatan sudah terpakai dan siap, kami membereangkatkan para peserta menuju start point pengarungan Sungai Elo di desa Blondo, Magelang.


Sesampai dilokasi start dan prahu sudah disiapkan para peserta kami bimbing utnuk naik di prahu karet yang sudah siap di tepian sungai Elo. Tak ada keraguan atau ekspresi cemas dari tiap peserta. Inilah yang menjadi penambah semangat dan mendongkrak kepercayaan diri dari para river guide kami.Namun ini bukan berarti kami melupakan safety procedure yang lebih ekstra. Kami menyiapkan pemandu bagi merka tentunya yang lebih berpengalaman dan mempunyai teknik guiding yang bagus. Dalam satu prahu kita siapkan dua orang river guide. Selain itu back up rescue juga kami perkuat dengan penempatan 5 prahu rescue dan  rescue darat yang sudah standby di jeram-jeram yang kami anggap rawan. Pengarunganpun di mulai skitar pukul 14.00. Sorak sorai para peserta pun menggema di bantaran Sungai Elo. Tidak ada ketakutan yang berlebihan dari para peserta ketika melewati jeram. Secara teknis kami membekali para pemandu dengan pengarahan untuk memilih jalur yang benar-benar dianggap aman dan memastikan untuk selalu menaati river runing system agar bisa saling back up.
Di pertengahan pengarungan kami sjnak beristirahat untuk menikmati segarnya air kelapa muda dan snack tradisional. Canda dan tawa serta saling berbagi cerita selama ½ perjalanan pun meriuhkan suasan rest area sungai Elo. Menurut Bp.Mukiran seorang tuna netra mengatakan “ jika perahu bergoyang kencang berarti sedang melewati jeram dan kita harus waspada tapi tidak boleh takut”. Ini menunjukkan meski mereka mempunyai kekurangan kemampuan panca indra namun insting mereka tetaplah tajam dan kepercayaan diri mereka tidak kalah dengan orang normal.

Pengarungan pun kami lanjutkan menuju finish. Meski sudah setengah perjalanan semangat dari peserta tetap 100%. Mereka pun mendayung dengan kompak seiring aba-aba dari river guide. Tak jarang beberapa dari merka terutama yang difable saling bercanda dengan menyiratkan air dengan dayung. Hingga akhirnya sekitar pukul 17.00 mereka sampailah di finish point di dekat Candi Mendut, Magelang. Dengan jarak tempuh pengarungan 12,5 km dan waktu tempuh 3 jam tampaknya tidak membuat mereka mengeluh sesampainya di finish. Tidak ada kata terucap lelah ataupun capek yang ada hanya senyuman, tawa dan canda. Para pesrta pun kembali kami antar menuju Kampoeng Ulu Resto yang berjarak kurang lebih 2,5 km dari finish.
Merupakan suatu kepuasan bagi Paguyuban Operator Arung Jeram Magelang bisa berbagi kebahagiaan dan pelayanan yang menyenangkan bagi para tunanetra dan difable. Para peserta pun nampaknya puas dan kecanduan dengan kegiatan arung jeram ini seperti yang disampaikan Pak Sabar seorang pendaki difable bahkan diapun berharap bisa mencoba arung jeram lagi di sungai yang gradenya lebih tinggi seperti S. Progo dan S. Serayu. Pak sabar juga memohon doa restunya karena pada bulan Juli nanti dia berencan untuk menaklukan Gn. Kilimanjaro (5.895m) Afrika dan bulan Agustus Gn. Elbrus (5.642m) Rusia.
Dari kegiatan arung jeram tuna netra dan difable ini kami mengambil banyak hikmah. Kami belajar banyak tentang semangat juang yang tinggi meski dengan segala keterbatasan. Dengan keterbatasan dan kondisi pariwisata Magelang yang sedang lesu kami masih bisa berbagi kebahagiaan dan tetap menjaga profesionalitas kerja. Rasa kebersamaan dan persaudaraan adalah kunci bagi kami untuk sama-sama terus berjuang.
Mewakili Paguyuban Operator Arung Jeram kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu diantaranya ; para river guide S. Elo dan S.Progo, Kampoeng Ulu Resto, kawan-kawan Forumnya Arung Jeram Yogyakarta (FAJY), WISMILAK, EUI (dealer XL) dan berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.




Kamis, 24 Maret 2011

Perang Libya tak pengaruhi Arung Jeram Magelang


Dunia saat ini sedang dihebohkan dengan perang. Hampir sebagian besar negara di Timur Tengah  sedang terjadi konflik.Hingga yang akhir-akhir ini  sedang mencuat adalah konflik di Libya. Intervensi negara-negara barat untuk menggulingkan pemerintahan Muammar Gaddafi juga menjadi sorotan berbagai media. Lagi-lagi AS dan sekutu nya dianggap sebagai biang keladinya. Mungkin konflik itu bisa mempengaruhi perekonomian dunia. Bikin orang stress bikin investor was-was. Bikin produsen males produksi barang. Ya efeknya ke negara kita juga bisa. Nah bagi anda yang stres dengan kondisi situasi politik negara kita dan dunia, yuk refreshing aja. Salah satu yang saya tawarkan arung jeram di Magelang. Lumayan buat ngademin otak.
Hahaha.......bukannya mo menfaatkan berita konflik untuk menarik pengunjung tuk berwisata arung jeram. Tapi hanya karena sang penulis ini sedang ada waktu luaang aj dan minim ide. Ok...mari kita bersama - sama berdoa untuk kedamaina umat manusia di muka bumi ini. Dan semoga ga ada rudal SEKUTU yang nyasar saat kita ber arung jeram.
"STOP WAR"......."Sejahteralah Bumi beserta Isinya" (tau lah yang aktifis SAR..hehe)